Senin, 21 Mei 2012

```Sungguh aku menyesal…karena pernah PACARAN!!!````

“Sayang…aku mau bertanya satu hal padamu……Sebelum hatimu berpaut mencintaiku karena ALLAH,,ada berapa orangkah, yang kau biarkan masuk kelubuk hatimu..dan laki2 seperti apakah ia..??”

Aku tertunduk dan diam.lalu aku jawab..”maaf sayang,,aku tidak tahu lagii..”
Dia tersenyum sembari menjawab..

“apakah kamu tidak ingin bertanya balik padaku???”

Aku menjawab: “ingin..tapi apakah aku pantas??”

Jawabnya: “mengapa tidak? Karena engkau adalah orang pertama yang bisa masuk kedalam hatiku,dan engkau juga yang terakhir menutup pintu hatiku.ketahuilah istriku…setiap wanita pasti ingin menjadi yang terakhir dalam hati pasangannya, dan laki2..pasti ingin menjadi yang pertama dalam hati istrinya..”

Aku berlutut dihadapannya, dan mencium tangannya sambil memohon maaf padanya..dan dia membangun kan ku sambil berkata :

“bangunlah sayang..engkau sudah menjadikan ku orang pertama yang mendapat airmata penyesalanmu atas kesalahanmu dimasa lalu….SUBHANALLAH LAA TAHZAN ISTRIKU…SEMOGA ALLAH MENGAMPUNI KITA...” AAMIIIN...

Subhanalloh, indahnya suami itu...
kutipan cerpen "Bidadari itu wanita muslimah"

Minggu, 20 Mei 2012

_Ta'aruf_

Bismillah
” Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.” (QS.Al Hujurat : 13)

Ta’aruf tidak identik dengan pacaran, ta’aruf artinya saling mengenali diri masing- masing. Proses ta’aruf sebelum menikah hanya dibolehkan jika sesuai syariat yang telah Allah tetapkan, bukan liar dan tidak terkontrol. Ta’aruf yang dibenarkan memiliki rambu-rambu sebagai berikut :
- bertujuan mengenali pasangan untuk menuju jenjang pernikahan (bukan untuk eksploitasi hawa nafsu)
- tidak berduaan, harus ada muhrim dari pihak calon mempelai perempuan
- pembicaraan tidak mengarah pada hal-hal yang menimbulkan birahi
- saling menyesuaikan diri satu sama lain
Dalam ta’aruf ini hendaknya masing-masing pasangan saling bertanya mengenai :
- Apa yang menjadi tujuan dan hidup pasangannya?
- Apa saja yang disukai?
- Apa yang dibenci?
- Apa saja yang membuatnya kecewa?
- Apa saja yang membuatnya marah ?
- Apa cita-citanya?
- Apa tujuan menikah?
- Bagaimana cara mengatasi masalah selama ini?
- Dan lain sebagainya.
Sehingga jika masing-masing pasangan mengenai kebiasaan dan sifat calon istri atau suaminya, ia memiliki bahan untuk saling menyesuaikan diri.
salam

sumber :Bidadari-Dunia-Itu-Wanita-Muslimah